PENGERTIAN AGAMA, TUJUAN, FUNGSI, UNSUR, JENISNYA PALING LENGKAP UPDATE 2019
March 07, 2019
Edit
Pengertian Agama - Pengertian kepercayaan merupakan
tata cara yang mengerjakan peribadahan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta tata cara yang mengerjakan interaksi manusia dengan manusia yang beda
serta manusia dengan lingkungannya, yang ialah poin dari makhluk kreasi Tuhan.
Agama-agama eksklusif serta agama
eksklusif banyak memiliki narasi, dan ikon serta sejarah suci yang memiliki
maksud buat menjelaskan bermacam macam makna kehidupan dan menjelaskan sumber
usul kehidupan dari alam semesta ini.
PENGERTIAN AGAMA
Dari bermacam macam akidah yang
diyakini oleh mereka adapun sifat manusia dan ahwal kosmos, seseorang tentu
mendapatkan etika, moralitas, berikut hukum berkenaan kepercayaan bersangkutan
dengan gaya hayati yang dijalaninya. berlandaskan estimasi penghitungan dan penelitian,
setidaknya terdapat 4200 kepercayaan di global akan tetapi cuma beberapa yang
diakui.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ataupun biasa disingkat dengan KBBI, kepercayaan ialah suatu sistem
yang dapat mengerjakan tata keimanan dan agama serta ibadah dalam Tuhan Yang
Maha Kuasa disertai dengan tata kaidah yang bersangkutan langsung dengan
karakteristik pergaulan manusia dengan manusia lainnya atau manusia dengan
kawasan sekitarnya.
Istilah kepercayaan merujuk dari
bahasa Sanskreta yang bermakna suatu tradisi ataupun bukan rancu lantaran
datang dari bunyi a
dan gama.
kepercayaan pun mampu diartikan menjadi sebuah kaum anggaran yang mampu
mengarahkan manusia pada arah dan tujuan eksklusif yang baik dan benar.
PENGERTIAN AGAMA KAMPUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI)
Pengertian agama |
Agama berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia merupakan sistem yang mengerjakan tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berkaitan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" datang
dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan bunyi
beda buat menyatakan konsep ini merupakan religi yang datang dari bahasa Latin
religio dan berakar dalam bunyi kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada
Tuhan.
Definisi berkenaan kepercayaan
dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan bukan
terlalu dangkal ataupun terlalu longgar tetapi mampu dikenakan kepada
agama-agama yang selama ini dikenal menggunakan penyebutan nama-nama
kepercayaan itu. buat itu terhadap apa yang dikenal menjadi agama-agama itu butuh
dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
Manusia mempunyai kemampuan
terbatas, pencerahan dan pengakuan tentu keterbatasannnya menyebabkan akidah
bahwa terdapat sesuatu yang luar sering diluar dirinya. Sesuatu yang luar
sering itu pasti datang dari asal yang luar sering juga.
Dan asal yang luar
sering itu terdapat bermacam-macam sinkron dengan bahasa manusianya sendiri.
Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain ataupun cuma menyebut
sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige
dll.
Keyakinan ini membawa manusia
buat mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:
- Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan konfiden datang dari Tuhan.
- Menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini datang dari tuhan.
Dengan begitu diperoleh referensi
yang jelas, bahwa kepercayaan itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. pada
pengertian kepercayaan ditemukan 3 unsur, adalah manusia, penghambaan dan
Tuhan. Maka suatu tahu ataupun petuah yang memuat ketiga unsur pokok pengertian
tersebut mampu dikatakan agama.
TUJUAN AGAMA
Agama
memiliki tujuan buat sebagai susunan kehidupan (aturan) yang datang dari Tuhan
dimana hal tersebut nantinya dapat membimbing manusia sebagai seseorang yang
berakal dan berusaha mencari kebahagiaan hayati baik itu di global atau di alam
baka menjadi bekal pada kehidupan di termin yang lalu di alam fana.
Selain
itu, kepercayaan pun bertujuan menghadiahkan tutorial kepada para penganutnya
supaya mampu mengerjakan hidupnya sedemikian rupa guna memperoleh kebahagiaan
buat dirinya sendiri atau buat masyarakat sekitar. Lebih lanjut lagi,
kepercayaan mampu sebagai sebuah pembuka laluan buat jumpa dengan Sang Pencipta
Mansuia yaitu Tuhan Yang Maha Esa saat manusia mati kelak.
FUNGSI AGAMA
Agama
terdapat di Indonesia tidak tanpa fungsi tertentu. beberapa fungsi dari
eksistensi kepercayaan di global ini merupakan diantaranya :
- Mampu menghadiahkan etos global kepada manusia dan berpengaruh dalam kebudayaan manusia.
- Mampu menjawab bermacam macam pertanyaan yang entah bukan dapat dijawab oleh sesama manusia lain.
- Mampu menghadiahkan rasa kekitaan yang nantinya tentu dipunyai dan diyakini oleh sekumpulan manusia.
- Mampu andil pada sebuah peranan sosial lantaran memuat garis kode etika bagi setiap penganutnya.
- Mampu dijadikan menjadi asal panduan pada berkehidupan.
- Mampu dijadikan anggaran pada berkaitan sekitar manusia dengan Tuhannya, antar sesama makhluk hidup, dan interaksi lainnya pada kehidupan.
- Menentukan suatu tuntunan adapun prinsip yang salah dan yang benar.
- Menjadikan panduan buat mampu mengungkap suatu kebersamaan.
- Dijadikan panduan pada membentuk sebuah akidah dan membentuk nilai nilai pada kehidupan.
- Mengungkapkan bentuk dari keindahan dan menjadi panduan pada berekreasi ataupun hiburan, serta
- Berfungsi buat memberi suatu bukti diri dalam umat manusia lantaran telah sebagai poin dari sebuah agama.
UNSUR UNSUR AGAMA
Menurut
seorang pakar bernama Calhoun, Keller, and Leight, kepercayaan tersusun dari
beberapa unsur pokok, diantaranya merupakan :
- Adanya suatu unsur berupa agama terhadap kepercayaan yang sebagai prinsip dan memuat suatu kebenaran yang bukan mampu diragukan lagi.
- Adanya ikon dari sebuah kepercayaan yang sebagai identitas.
- danya praktik pada keagamaan yang sebagai suatu bentuk nyata adanya interaksi sekitar manusia dengan Tuhannya dan interaksi antar umat beragama.
- Adanya pengalaman keagamaan baik itu berbentuk pengalaman yang diyakini penganutnya atau secara pribadi.
- Adanya umat yang beragama yaitu masing masing penganut kepercayaan yang bersangkutan.
JENIS AGAMA
Beberapa
pakar dan ilmuwan telah banyak membuat riset dan mempelajari berkenaan
pembagian agama. Mereka terus membagi kepercayaan sebagai 3 kategori, yaitu :
Agama
dunia, dimana istilah ini mengacu dalam kepercayaan yang sifatnya internasional
dan transkultural.
Agama
pribumi, yang mengacu dalam hal hal yang bersifat lebih kecil contohnya
berlandaskan budaya eksklusif di masyarakat atau berlandaskan kelompok
kepercayaan tertentu.
Gerakan
kepercayaan modern dimana bentuk dan spesies kepercayaan yang satu ini modern
dikembangkan oleh para pakar dan para pemikir.
CARA BERAGAMA
Berdasarkan
cara beragama, mampu diketahui beberapa hal dibawah ini.
Tradisional,
artinya seseorang tentu beragama berlandaskan suatu tradisi yang mengikuti tradisi
dari nenek moyang atau leluhurnya. Pemeluk kepercayaan spesies ini biasanya
tentu lebih kuat pada beragama dan sulit menerima hal hal baru.
Formal,
artinya seseorang beragama dengan lantai formalitas yang berlaku pada
lingkungannya. cara ini biasanya tentu mengikuti cara beragama dari orang orang
yang memiliki kedudukan tinggi dan berpengaruh di masyarakat. Sebagian orang
yang menganut cara beragama ini biasanya memiliki minat buat mampu meningkatkan
ilmu dan amalan keagamannya berlandaskan hal yang enteng dan nampak.
Rasional,
artinya seseorang tentu bergama berlandaskan dalam nalar dan rasio yang
dipunyainya. Maka dari itu, mereka tentu selalu berusaha buat mendalami dan
mengenal petuah pada agamanya berlandaskan ilmu pengetahuan dan pengamalannya.
Orang orang yang menganut cara beragama ini mampu datang dari penganut cara
beragama tradisional, formal, ataupun lebih-lebih atheis ataupun orang yang
bukan beragama sekalipun.
Metode
pendahulu, artinya seseorang tentu beragama dengan cara melalui nalar dan
perasaan yang berada di kendalikan oleh wahyu.
Mereka tentu selalu menimba ilmu
terlebih dahulu dalam orang yang dianggap pakar oleh mereka pada suatu ilmu
kepercayaan dan menggenggam teguh petuah yang bersifa orisinil seperti halnya
para ulama yang meyakini kepercayaan Islam dari Nabi Muhammad SAW yang
diturunkan oleh Allah SWT menggunakan malaikat Jibril AS menjadi perantaranya
tadi.
AGAMA DI INDONESIA
Terdapat 7 macam kepercayaan yang
diakui di Indonesia dan sangat banyak dianut oleh masyarakat, yaitu kepercayaan
Islam, kepercayaan Kristen, kepercayaan Katolik, kepercayaan Hindu, kepercayaan
Buddha, kepercayaan Konghucu, penganut kepercayaan.
Berdasarkan sejarah, pemerintah
pernah melarang adanya kegiatan kepercayaan Konghucu. akan tetapi hal tersebut
dievaluasi kembali dan menggunakan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000,
Presiden Gus Due mencabut peringatan tersebut.
Hnya saja pada pelaksanaannya, sampai
detik ini masih banyak penganut kepercayaan Konghucu yang memperoleh perlakuan
yang bukan betul dari para pejabat Pemerintah.
Kecuali ke-6 kepercayaan tadi,
masih terdapat beberapa penganut kepercayaan beda yang terdapat di Indonesia
seperti kepercayaan Yahudi, kepercayaan Saintologi, dan Raelianisme yang
jumlahnya bukan sebanyak 6 kepercayaan sebelumnya.
Sebenarnya, di Indonesia bukan
terdapat istilah kepercayaan yang diakui dan kepercayaan yang bukan diakui
ataupun kepercayaan resmi dan kepercayaan bukan resmi. Hal ini murni
dikarenakan adanya salah persepsi efek SK Mendagri di Tahun 1974 yang
menyatakan berkenaan pengisian di kolom pada KTP yang cuma mencantumkan 5
kepercayaan kecuali Konghucu.
Pada masa Pemerintahan Orde Baru,
mulai diperbaiki tahu berkenaan agama kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana semua
orang tentu percaya tentu adanya Tuhan, akan tetapi tidak pemeluk dari salah
satu kepercayaan yang sebagai mayoritas.
Penganut agama sendiri modern
tahun 2017 diakui secara resmi manajerial oleh pemerintah sesudah menjalani
perjalanan panjang dari para umatnya.
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA
Kerukunan umat beragama di
Indonesia tergolong lumayan baik, mengingat banyak sekali agama-agama di
Indonesia tetapi dapat hayati dengan damai.
Tetapi memang bukan dipungkiri,
apabila semakin berlama-lama gesekan di masyarakat dan mengatasnamakan
kepercayaan semakin banyak, terutama di sosial media.
Semoga kedepannya para umat
beragama mempunyai sikap dewasa pada mengenal agamanya masing-masing, lantaran
setiap kepercayaan mengajarkan kedamaian tidak mengajarkan kekerasan dan
intoleransi.